TENTANG BLOG INI

Pengunjung dimana saja anda berada, terutama saudaraku yang mengindentifikasikann diri sebagai suku Kei, Maluku Tenggara.
Sampai saat ini kita memiliki hukum adat Laar Vul Nga Bal yang mengikat secara budaya dan moral perilaku seluruh masyarakat Kai / Evav. Ikatan persaudaraan lintas agama dan generasi dengan berbagai kepentingan di Kepulauan Kei (tanat Evav), mendorong saya (Samuel Balkari Inuhan, dari Letfuan, Kei Kecil) menghadirkan Blogg ini agar kita saling berkomunikasi, memperkuat semangat persaudaraan dengan cara menggali kembali warisan luhur budaya Kei yang telah diamanatkan para Leluhur kepada kita generasi ini. Saya beri nama Blog ini “TOMTAD OHOIWUR” sebagai sebuah refleksi terhadap nilai luhur budaya Kei yang muncul pada masa Kerajaan Ohoiwur di tanah Kai di masa silam. Berbicara tentang kebudayaan Kei, kita ingat hukum adat Larvul Ngabal yang dijadikan norma penaataan kehidupan sosial masyarakat Kei sekian abad. Hukum adat itu terbentuk pada masa pemerintahan Kerajaan Ohoiwur di tanah Kai.

Untuk maksud tersebut saya menggunakan pendekatan “Sejarah non-naratif ” dengan pengertian bahwa: tidak menyusun sebuah ceritera yang telah lengkap begitu saja, tetapi bertolak dari masalah-masalah(problem-oriented) yang kita hadapi terkait berbagai penuturan yang masih tidak jelas tentang sejarah Kei. Dengan banyak meminjam dari ilmu sosial, dicoba mengungkap pelbagai tingkat atau dimensi dari realitas dalam penuturan sejarah social budaya Kei, lalu dipilihnya satu atau sekelompok serta diuraikan secara sistematis mungkin. Fakta-fakta yang dikonstruksikan berbeda dengan fakta dari sejarah naratif yang ingin membuat deskripsi tentang masa lampau dengan merekonstruksikan “apa yang terjadi” serta diuraikan sebagai ceritera. Dengan perkataan lain “kejadian-kejadian” penting diseleksi dan diatur menurut poros waktu sedemikian rupa sehingga tersusun sebagai ceritera (story). Tentu saja saya akan berusaha memuat secara selektif berbagai kisah keluarga-keluarga Kei atau tokoh-tokoh sejarah budaya Kei dari sumber pustaka mapun lisan sebagai kerangka acuan demi sebuah rumusan sejarah yang representatif dan diharapkan mendekati kebenaran yang obyektif.

Target saya adalah  menyajikan sebuah rumusan “Sejarah Budaya Kei” yang dimulai sejak pemerintahan Kerajaan Ohoiwur atau paling tidak peranan Keluarga Kerajaan Ohoiwur  di masa lalu menjadi jelas dalam proses sejarah membangun dan mengembangkan sebuah peradaban yang kita kenal dengan kebudayaan Kei.

Marilah kita melangkah ke depan dalam iklim yang sejuk sebagai sebuah masyarakat adat. Kita bangun masyarakat Kei menurut kemampuan dan peluang yang kita miliki dengan semangat kebersamaan dengan tuntunan hukum adat Lar Vul Nga Bal dalam negara kesatuan Republik Indonesia yang Pancasilais.

Bagi para pemerhati  dan peneliti kebudayaan Kei,  melalui blog ini saya sangat mengharapkan komunikasi timbal balik lewat tulisan, saran dan kritik semata-mata demi masyarakat Kei yang damai dan sejahtera.

Keterangan Gambar Kepala Halaman Blog:

Foto Kubur Raja Ohoiwur di Woma Rer (selatan Kampung Letfuan). Beberapa penulis sejarah Kei dan penutur dari kalangan masyarakat Kei mewariskan kisah bahwa tokoh yang diidentifikasi dengan nama Dewa yang berasal dari Bali, tiba di Letfuan (Womarer) dan meletakkan dasar bagi pembentukan kebudayaan Kei yg kita miliki sekarang. Semoga nilai-nilai luhur kebudayaan Bali yang merupakan salah satu unsur dalam proses pembentukan kebudayaan Kei oleh Kasdew/Dewa menjadi kenangan indah dan memperkuat tali persaudaraan bangsa Indonesia.

Terima kasih, Salam.Tabe ain ni ain(kita adalah saudara).

 

17 Komentar (+add yours?)

  1. Putri Inuhan
    Mei 11, 2011 @ 07:27:15

    Tanggapan: Sangat mendukung tulisan di bloq ini tntng adat / budaya kei krn tulisan itu cukp lenkap menjlaskan tntang apa itu adat kei n jg menmbah tlisan -tulsan yg sdh ada tentang budaya kei, smoga tulisan2 tersbt sling melengkapi n tntunya begna bagi generesi muda kei di manapun berada sbgi informasi / pengethuan akan budayanya sendri n budaya lainnya di Indonesia bahkan dunia.

    Balas

    • inuhan
      Mei 16, 2011 @ 13:07:15

      Trims atas komentarnya ade. Informasikan ke Pit dan saudara lain agar mereka dapat berbagi saran, pendapat, atau info lain yg kiranya berguna. berbagai tulisan lepas di situs ini adalah cuplikan dri isi tulisan hasil penelitianku yg butuh di cermati secara kritis agar kebenaran/obyektifitas pewarisan sejarah Kei dpt dipertanggung jawabkan kepada semua masyarakat Kei, terutama para Leluhur pelaku sejarah masa lalu. Salam “tabe ain ni ain” . BGU

      Balas

  2. Dion Remetwa
    Mei 21, 2011 @ 01:32:08

    Saya suka tulisan-tulisan dalam blog ini. Semoga membantu kita semua dalam usaha untuk menemukan kembali “sejarah Kei yang hilang” karena ketiadaan sumber dan simpang siurnya sejarah tutur/lisan dalam masyarakat kita.

    Balas

    • inuhan
      Mei 21, 2011 @ 08:46:20

      Salam Jumpa saudaraku Dion. Sebuah data yg dikomunikasikan pasti menghasilkan efek karambol bagi semua pihak yang memiliki minat dan kepedulian.. Saya termasuk generasi muda Kei yang juga semntara mencari kebanaran sejarah budaya kita. Jika punya kisah atau dokumen pembanding atau bahkan yang dapat digunakan untuk mengcounter tulisan saya, pasti akan sangat bermanfaat bagi pewarisan sejarah budaya Kei tercinta. Saya punya dokumen ttg sejarah Nufit dlm bahasa Belanda sekaligus terjemahan dlm bahasa Kei menyatu dlm dok.asli tersebut. Nanti kesempatan lain akan saya scan dan upload. Trim’s atas komentarnya.

      Balas

      • Putri Inuhan
        Mei 24, 2011 @ 01:23:59

        Ka, tulisan -tulisan di bloq ini mengangkat budaya kei ke layar yg lebih luas yaitu media internet, smoga siapa sja yg peduli n mau belajar tntang kei akan menemukan/ mendapatkan sesuatu dr tulisan tersbt , jgn lupa bukunya diselesaikan, ditunggu loh perwujudannya !!!

      • inuhan
        Agu 13, 2011 @ 12:34:23

        Saya terus bolak-balik berbagai dokumen dan terus nulis, namun kendala yang sulit dilewati adalah bagaimana mensinkronkan data kronologis berdasar kisah lisan dengan dokumen tertulis yg telah dikenal umum, terutama sejarah Nasional indonesia. Saya tdk mau terjebak oleh data yg sulit dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sabar saja pasti akan tiba saatnya.

  3. kelly jamlean
    Jul 17, 2012 @ 14:34:40

    Sorry terlambat datang, fotonya ada yg lain tidak?

    Balas

    • inuhan
      Jul 20, 2012 @ 14:07:53

      Trims, sadara Kelly Yamlean atas kunjungan ke blog ini. Saya ada beberapa gambar yg terkait obyek budaya dan wisata Kei rekaman saat kami sekeluarga pulang kampung juli 2009 lalu. akan saya up load. atau bisa dilihak di facebook saya (samuel Inuhan) sudah ada beberapa gambar dari Kei tercinta.

      Balas

      • bruri ngamel
        Sep 25, 2012 @ 07:45:16

        maaf sebelumnya………….
        in dpt izin dri siap ya untk menceritrakn srjarah nufit……..???????

      • inuhan
        Okt 12, 2012 @ 16:18:43

        Terima kasih saudara Bruri Ngamel atas komentarnya. Mohon dicermati alinea paling bawah dari tulisan saya dengan judul “ Tom Tad Tabob Nuhufit”. Di sana saya rumuskan sebuah komentar dan harapan yang saya kutif kembali disini “ …Kedua versi kisah lisan tentang sejarah NUHUFIT yang kita publikasikan di atas, akan menjadi sebuah inspirasi bagi semua putra-putri Kei, terutama anak cucu Leluhur Nuhufit untuk merumuskan sebuah kisah sejarah yang pasti dan obyektif. Sejarah Nuhufit adalah salah satu batu sendi dari sekian peristiwa historis kultural masyarakat Kei yang ikut membentuk komunitas sosial Evav/Kei. Mari kita kaji lebih mendalam dan dilengkapi, apabila ada versi lain lagi yang diwariskan dalam lingkungan keluarga saudara. Tabe ain ni ain”. Dengan rendah hati melalui tanggapan ini saya mengajak, marilah kita muliakan leluhur kita Moyang Nuhufit dengan berbagi informasi yang konstruktif, bukan saling mempertanyakan hak dan kewenangan.

  4. kelly jamlean
    Des 04, 2012 @ 15:55:29

    Mau usul aja buat penulis kalau ada cerita rakyat dari kei yg ditulis dalam bahasa asing (Belanda) baiknya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia biar kita yang muda-muda ini bisa paham,begitu oom.

    Balas

  5. inuhan
    Feb 22, 2013 @ 09:30:59

    Trims, saudara Kelly Yamlean. Khusus tuk dolumen bahasa Belanda ttg Yut Tomat, sdh saya terjemahkan dgn kelebihan dan keterbatasannya disertai sedikit ulasan yg diharapkan semakin membuka cakrawala pemehaman kita tentang sejarah kebudayaan Kei. Trim, tabe ain ni ain.

    Balas

  6. TONY WATRATAN PANGERAN MANYEU RUMADIAN
    Apr 17, 2013 @ 04:28:05

    Apresiasi sungguh sangat luar biasa secara pribadi kami sampaikan kepada Bung Sam Inuhan yang telah berinisiatif membuka blog ini, saya berharap blog ini akan menjadi sarana komunikasi putra putri Evav di bumi LARVUL NGABAL hanya saja saran saya, bagaimana kalo kita gelar pencarian dana atau pengumpulan dana bagi pemugaran lokasi dan jalan menuju Pemakaman Teb Tut di Woma Rer tercinta… Pendapat saya bahwa hampir lebih dari 90% masyarakat kei yang selama ini mengagung agungkan Hukum adat kita tapi belum pernah berkunjung atau mungkin saja tidak tahu sama sekali tempat atau embrio lahirnya peradaban suku Kei yang termashyur dengan hukum adat terlengkapnya ini,…. mungkin satu faktor penyebabnya adalah infrastruktur pendukung seperti akses jalan menuju pusat woma Rer belum memadai sehingga kalaupun keinginan untuk berkunjung atau berziarah kesulitan ada pada akses menuju lokasi,…… saran saya bagaimana kalau kita galang dana secara swadaya untuk infrastruktur dimaksud.? SalamTabe Fangnanan TONY WATRATAN PANGERAN MANYEU RUMDIAN

    Balas

    • inuhan
      Mei 21, 2013 @ 15:19:10

      Trims, Bung Tony Watratan. Ide yang sangat simpatik dan merupakan sebuah jawaban dari motivasi saya menerbitkan blog Tomtad Ohoiwur. Saya terus berkomunikasi dengan saudara-saudari kita di kampung agar segera ada perhatian dari Pemda Maluku Tenggara terhadap obyek sejarah budaya Evav ini. Upaya paling akhir( di bulan Mei 2013 ini): sudah diadakan pendekatan ke Bupati oleh perutusan dari Keluarga Inuhan ( diwakili: Pastor Budi Inuhan, Manuel Inuhan, John El Inuhan) dengan misi meminta tindakan nyata dari Pemda Malra antara lain: membuka akses jalan ke makam Raja Ohoiwur dan Lokasi Yut Tomat di Ohoilakil (sebelah utara kampung Letfuan). Permintaan ini berkaitan dengan kesediaan keluarga menghibahkan tanah ulayat untuk lokasi pabrik agar-agar. Seharusnya tanpa dimintapun Pemda Malra berkewajiban membangun, mengembangkan segala sesuatu berkaitan dgn obyek historis, wisata budaya Kei. Kita tunggu tanggapan dari Pemda Malra. Kita akan melangkah jika tdk ada perhatian dari Pemda Malra. Sekali lagi terimakasih, tabe ain ni ain.

      Balas

  7. romo budhi inuhan
    Nov 03, 2014 @ 11:53:22

    Iya… kami telah berusaha untuk nerkomunikasi dengan pihak pemda malra dLm kaitan dengan akses jalan menuju makam. Kt tunggu saja tanggapan dari pemda. Tp sayangnya saya sdh dPAT tugas baru di surabaya jd komunikasi mulai macet lagi.

    Balas

    • inuhan
      Des 08, 2014 @ 18:35:42

      Trims Romo Budi Kita anak curu senantiasa berusaha dengan berbagai cara dan peluang yang bisa kita gunakan demi melestarikan nilai-nilai luhur khusnya Hukum adat Larvul-Ngabal serta segala seuatu yang Leluhur kita telah wariskan di bumi Kei, Menerima dengan rendah hati segala keterbatasan keluarga kita serta sadar akan tantangan yang dihadapi di masa depan, pada bulan Juli- Agustus 2014 ponakanmu Rima (anak saya) beserta 27 teman mahasiswa UGM Yogyakarta melaksanakan KKN di kampung halaman kita. Terkandung maksud dibalik itu adalah membuka era baru keterjalinan relasi, sosialisasi dan publikasi kondisi, potensi sosial-georafis-budaya masyarakat kampung halaman kita. Dari hasil KKN Rima Cs (bertolak dari dokumentasi data tulis dan fotografis yang dibawa Rima) saya bersyukur pada Tuhan dan Leluhur bahwa tercipta suasana kebersamaan masyarakat kampung Letvuan. Mereka menunjukkan sikap terbuka menerima inovasi dari pihak luar, ramah dan bertanggung jawab penuh atas kesuksesan KKN para mahasiswa UGM tersebut. Entah berapa persen pengaruhnya atau andil bagi tugas kita bagi leluhur, biarlah berkembang apa adanya. Mereka diterima dengan upacara adat oleh Bapa Tua Rom. Pada misa mohon berkat bagi budidaya laut ( agar-agar) dll di teluk Surbay rombongan sekian perahu mampir di makam Leluhur Ohoiwur dan memanjatkan doa di sana. Para mahasiswa KKN tersebut juga melaksanakan penanaman pohon di sekitar makam Leluhur. Apapun yang akan dibuat oleh Pemda Kei Kecil dalam kerangka pelestarian budaya Kei, terutama bagi Leluhur Ohoiwur, biarlah “waktu akan berbicara”. Kita tetap optimis bahwa “Leluhur Ohoiwur tetap HIDUP”. Mari sauadaraku kita bergandengan tangan saling meneguhkan dan berbuat yang terbaik bagi Leluhur. Kita tetap berjuang memuliakan leluhur kita dengan berbagai cara. Lewat berbagai forum diskusi online saya dengan sadar berusaha menyampaikan apa yang kita yakini benar berasal dari Leluhur Ohoiwur. Diterima dengan baik atau tidak, terserah pada ketulusan hati masyarakat,terutama generasi muda pemerhati sejarah budaya Kei. Generasi muda Inuhan sudah saatnya bahu-membahu bersam seluruh Lar-beb berbuat sesuatu bagi Leluhur. Banyak ide, pemikiran, saran usul yang positip telah disampaikan kepada saya, namun lebih baik kita melangkah secara realistis dan terukur. Sekian dulu tanggapan saya, akan disambung lagi pada kesempatan berikut. Doa kita untuk para Leluhur, Tabe ain ni ain, yaan-war.

      Balas

  8. kelly jamlean
    Agu 21, 2017 @ 03:47:31

    Selamat siang Om,saya mau nanya El Hawuur itu siapa? bisa cerita sedikit?

    Balas

Tinggalkan Balasan ke inuhan Batalkan balasan